Selasa, 08 Maret 2011

Ketika MUI Ditunggangi Irfan Helmi Wahabi

NU Online - Ketika MUI Ditunggangi Irfan Helmi Wahabi

Ketika MUI Ditunggangi Irfan Helmi Wahabi - NU Online
Ketika MUI Ditunggangi Irfan Helmi Wahabi - NU Online


Ketika MUI Ditunggangi Irfan Helmi Wahabi

Kritik Ulah Wahabi

Grand Syeikh Unversitas Al-Azhar Cairo Mesir, Prof. Dr.

Ahmad Muhammad Ath-Thayyib, jadi rebutan legitimasi kalangan Islam garis keras

(harus dibedakan dengan garis lurus, red) ketika datang ke Indonesia untuk

mengisi ceramah umum di Kantor MUI Pusat pada Senin (22/2/2016).

Adalah Irfan Helmi, seorang pegawai MUI yang memanfaatkan

ceramah Prof. Ahmad Thayyib untuk membuat fitnah dan propaganda. Dari situs

pribadinya, ia menyebut ceramah Syeikh Al-Azhar tersebut sebagai tasykik (mengaburkan substansi

masalah) dan terkesan simplikasi (menyederhanakan masalah).

Pria kelahiran 1970 asli Jogjakarta tersebut dengan percaya diri

dan tanpa kikuk menyebut “Pimpinan MUI tidak sependapat jika dikatakan Syiah

dan Sunni adalah Bersaudara.” Irfan yang mengatasnamakan Pimpinan MUI itu

menyatakan tidak relevan lagi jika membedakan Syiah sebelah mana yang harus disebut

keluar dari Islam.

Akhirnya, pemuda lulusan PP. Al-Irsyad, Tengaran, Salatiga

ini mengajak khalayak untuk tetap menyesatkan Syiah dengan lima ajarannya,

yakni mengutuk shahabat, terbebasnya imam dari dosa, tidak mengakui khulafa’ur

rasyidin, tahrif Al-Qur’an serta nikah mut’ah. Baginya, semua Syiah berkeyakinan seperti itu.

Padahal, Grand Syeikh Al-Azhar yang datang ke MUI itu mengatakan “Tidak bisa

semuanya dikafirkan. Karena memang tidak mudah kita mengafirkan orang.”

Prof. Dr. Ahmad Thayyib juga menyatakan jika ada yang mencela dan mencaci sahabat Rasul seperti Abu Bakar, Umar, dan lainnya, maka itu bukan

ajaran yang benar dan merupakan kebodohan. Ini yang hendak diserang oleh Irfan

Helmi yang namanya tidak tercantum pada jajaran Pengurus Hasil Munas 2015 di website

resmi MUI www.mui.or.id. Isi ceramah Grand

Syeikh bisa Anda lihat di Ceramah Grand Syeikh Al-Azhar di MUI.

Namanya saja tidak tercantum di website resmi, apalagi fatwa

provokatifnya itu. Jika saat ini (25 Februari 2016) Anda mengetik nama Irfan

Helmi di kotak search situs MUI, tentu kecewa. Tidak akan ketemu. Justru Anda

akan mendapatkan link klarifikasi atas broadcastnya yang “menyimpang.”

Dosa Fitnah Grand Syeikh Al azhar, Ahmad Thayyib Kalau saja pernyataan ustadz wahabi yang, konon, penasehat acara

Khazanah TransTv itu tidak disebarkan, dia terbebas dari dosa fitnah dan hoax. Masalahnya, itu sudah menjadi viral di Facebook dan WhatsApp. Ini salah satu link di Facebook. Rangkuman Irfan.

Artinya, kebohongan dia sudah diulang-ulang hingga seakan berubah jadi kebenaran.

Kuantitas penyebaran pesan melalui media online sekarang ini sudah melebihi

virus komputer dan kanker otak. Yang benar bisa bisa jadi salah, begitu juga sebaliknya.

Hanya membuat konten tulisan provokatif, Irfan Helmi bisa

mempropaganda atas ribuan pikiran pengguna media sosial dalam waktu singkat tanpa biaya. Media-media berhaluan

radikal pun rebutan memuat berita yang mempertanyakan misi Grand Syeikh itu.

Selain Portal Piyungan (dulunya PksPiyungan), situs Ar-Rahma [dot] com juga tak terlewat memuat judul “Syeikh al-Azhar Datang ke

Indonesia Membawa Misi Islam atau Syiah”. Situs rujukan jihadis radikal itu mewawancarai narasumber bernama Irfan S

Awwas, dari Majelis Mujahidin, yang dalam komentarnya memberikan tugas kepada alumni Timur Tengah

untuk tetap mengafirkan Syiah tanpa takut berbeda pendapat dengan Syeikh-nya. Inikah

yang disebut dakwah? Inikah yang disebut adab? Mengajak murid menantang

gurunya?

Tentu banyak yang tersengat telinga atas ceramah Grand

Syeikh Ahmad Thayyib. Sebab, kedudukan Grand Syeikh di Mesir setara dengan

perdana menteri yang punya pengaruh besar di dunia. Lihat tulisan Kedudukan Grand Syeikh Al-Azhar Mesir.

Statemen kedua Irfan di atas (Majelis Ulama dan Mejelis

Mujahidin) sudah banyak direpost dan direblog ke Blog, Facebook dan media sosial

lainnya. Tujuannya hanya ingin menggelembungkan suara “Syiah Bukan Islam”. Jika masih terus ada di MUI, Irfan Helmi akan leluasa

memprogandakan Syiah sebagai musuh bersama.

Pada 7 Juni 2013, Fajr Muchtar, seorang Kompasaner pernah menulis ulah Irfan Helmi yang meresahkan. Dalam tulisan Menyoal Surat Dukungan ke MUI Tentang Syiah, Muchtar mempertanyakan pencatutan nama MUI karena terkesan memperkeruh kerukunan Sunni-Syiah di Indonesia.

Muchtar gelisah sejak wall Facebooknya mendapatkan link pesan berantai bahwa akan ada kelompok Syiah yang menggugat Fatwa Penyesatan MUI dengan tuntutan kerugian 1 milyar setiap hari sejak fatwa tersebut beredar.

Karena masalah peradilan itulah, MUI minta dukungan masyarakat dengan

megirimkan petisi ke email irfanh70@gmail.com.

Padahal, itu adalah hoax yang dibuat-buat Irfan Helmi. Penelusuran Muchtar berbuah kecewa karena di situs MUI

pun tidak ada permintaan dukungan kepada masyarakat.

Orang-orang seperti Irfan bukan hanya satu. Ada banyak. Dan tanpa

sungkan memutarbalikkan fakta. Bid’ah gagal digarap, Syiah tidak berhasil

meluas, fitnah lah yang digunakan. MUI giliran kena sasaran. Kerjaan khas muslim garis

keras Wahabi. Saya masih menyebutnya muslim.

Alhamdulillah, situs-situs pedukung MUI masih ada

semacam muslimedianews.com, arrahmah.co.id, salafynews.com, NU Online, elhooda.net,

voa-islamnews.com, dan lainnya yang tidak mudah mengafirkan golongan lain.

Hati-hati dengan nama dua Irfan di atas. Pemikiran Grand

Syeikh Al-Azhar saja diputarbalikkan, apalagi pemikiran anak kuliahan. Cek

saja kebohongan Irfan Helmi dengan mencari pernyataan asli target fitnah yang hendak ia gulirkan

kembali, esok hari, kalau dia masih ada di MUI. Pemikiran Prof. Dr. Ahmad

Thoyyib tentang Syiah bisa Anda lacak dengan mudah di Youtube. Silakan klik video di atas untuk mengetahui salah satu pemikiran beliau. NU Online

M Abdullah Badri, Pengurus PCNU LTN Jepara

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/02/ketika-mui-ditunggangi-wahabi.html

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock