Senin, 15 Oktober 2012

Beredar Kabar Saudi Menyiapkan Perayaan Maulid Nabi

NU Online - Ada kabar yang ditulis oleh situs situs online dan sebuah fanpage Facebook yang mengatakan kalau Saudi Arabia mengadakan "Persiapan Perayaan Maulid Nabi Muhammad 2016 di Gunung Uhud Madinah Arab Saudi". Beritanya seperti ini:

=========

Bagi beberapa golongan perayaan Maulid nabi Muhammad adalah sebuah dosa besar yang tidak termaafkan, bid'ah, sesat syirik dan pelakunya masuk neraka.. Dalil utama mereka sehingga mengharamkan perayaan hari lahirnya Baginda Rasulullah adalah karena nabi dan sahabat tak pernah melakukannya.

Beredar Kabar Saudi Menyiapkan Perayaan Maulid Nabi - NU Online
Beredar Kabar Saudi Menyiapkan Perayaan Maulid Nabi - NU Online


Beredar Kabar Saudi Menyiapkan Perayaan Maulid Nabi

Tapi anehnya, disaat mereka melarang perayaan hari lahir Baginda Nabi, namun mereka merayakan maulid dan haul guru besar bahkan raja mereka

Alhamdulillah berkat rahmat Allah yang maha pemberi hidayah, Perayaan maulid nabi di Saudi Arabia akan terlaksana, syukurlah banyak yang sudah mulai sadar akan arti dan makna maulid rasulullah SAW. Ulama mereka sekarang sefaham dengan mengatakan maulid bukan bid'ah tapi min afdlolil a'mal .

NU Online

Setelah ini kita tunggu reaksi dari jamaah mereka di indonesia, yang kemungkinan akan sangat kaget sekali melihat acara perayaan maulid nabi yang akan diadakan di Madinah di kawasan makam Sayyidina Hamzah Gunung Uhud. Yang mana gutu2 mereka diSaudi akan ikut merayakan maulid, masa iya pengikut mereka di Indonesia tidak mau?

Semoga kesadaran para guru mereka di saudi ini merambat keseluruh jamaah mereka diIndonesia, sehingga perkara furu' tentang maulid, yasinan, tahlilan, ziarah kubur dll tidak begitu dibesar-besarkan lagi. Semoga ukhuwah yang telah lama robek dalam perbedaan terjalin kembali dengan acara maulid nabi.

NU Online

Ini adalah foto persiapan maulid nabi yang diadakan oleh Saudi di kawasan gunung Uhud yang akan di laksanakan senin 12. Robiul Awwal /12/12/16 besok.

========

Berita di atas kemudian dilengkapi dengan beberapa foto. Di antara foto yang digunakan oleh pemuat berita tersebut adalah berikut:

Foto berita Saudi Arabia rayakan Maulid Nabi Atas beredarnya berita tersebut, beberapa pembaca NU Online menanyakan kebenaran kabar heboh yang sempat dishare oleh ribuan akun medsos tersebut. Dengan trik biasa menggunakan Google Images, redaksi kemudian menelusuri sumber foto pertama. Di mesin pencari Google, ternyata foto itu hanya ada di dua situs. Ini penampakan hasil investigasi tim redaksi NU Online.

Hasil penelusuran kesamaan foto persiiapan maulid Nabi di Saudi Foto-foto di situs tersebut, setelah dibuka, ternyata bukan dari sumber utama. Artinya, foto persiapan acara Maulid Nabi di Arab Saudi itu hanya nampak ada kursi, bentangan karpet merah, perlengkapan panggung dan aksesoris acara. Tidak ada background acara sebagaimana acara bersar tingkat negara.

Penelusuran keaslian foto dilanjutkan ke media sosial. Ternyata, sumber utama foto dari persiapan resepsi pernikahan seorang penyair Kota Madinah al-Munawwarah bernama Al Mu'tiq Al Iyadi Al Harby. Akun twitternya @MotakAlaiadi, telah mengklarifikasi kabar tersebut. Ini tweet Al Mu'tiq dalam bahasa Arab.

Tweet penyair Madinah tentang kabar Persiapan Maulid Nabi

Hasil penelusuran redaksi NU Online setidaknya mengonfirmasikan bahwa persiapan acara Maulid Nabi sebaggaimana dikabarkan di atas adalah belum akurat kebenarannya. Sah disebut hoax jika foto keterangan berita di atas ada sumber awal. Tweet akun @MotakAlaiadi memang memberikan kalrifikasi, tapi kapan resepsi nikah dilakukan, di mana tempatnya, belum berhasil ditemukan.

Sulit percaya jika Saudi Arabia "tobat" dari kebijakan Anti Maulid, hal yang selama ini tabu bahkan syirik dalam ideologi wahabi ala Saudi. Semakin tidak mudah mempercayai ketika ada sebuah ulasan dari admin situs Suara Madinah yang menyangkal Maulid Nabi di Pemerintahan Saudi, dari dulu hingga selamanya dan seterusnya. Ini status admin tersebut.

===============

Arab Saudi tidak pernah dan tidak akan selamanya merayakan Maulid Nabi shalaAllahu alaihi wasallam.

Cinta kepada Rasulullah shalaAllahu alaihi wasallam tidak perlu menyerupai kaum Nashara yang merayakan hari kelahirannya.

Akan tetapi Cinta kepada beliau adalah mengikuti Sunnah nya dan menyebarkannya serta bersabar di atasnya.

Tidak ada satu dalil Shahih menunjuk bolehnya Maulid, maka seakan akan orang menambah nambah Ibadah yang khawatirnya akan masuk menjadi amalan Muhdats (Baru dalam agama).

Sebagaimana tidak boleh menambah Bilangan shalat, waktu puasa ramadhan dan menambah nambah ibadah haji dan lainnya, begitu pula dengan Hal ini.

Asal Ibadah haruslah ada dalil, karena Islam telah sempurna dan Nabi pun tidak pernah merayakannya, Para Sahabat Juga tidak pernah merayakannya, hingga beberapa ratus tahun kemudian, baru Muncul pada masa Dinasti Fatimiyah, yang menganggap Manusia adalah Tuhan, yang kemudian binasa melalui tangan Shalahudin Al Ayubi.

Semoga kota tercerahkan, dan tidak perlu berdebat, karena Dalil adalah keberkahan sedangkan menyelisihinya adalah kebinasaan walaupun manusia menganggapnya baik.

Admin Suara Madinah

================

Jadi, berita tentang persiapan perayaan Maulid Nabi di Gunung Uhud Madinah, Arab Saudi, sulit ditemukan titik kebenaran faktanya. Silakan dilengkapi jika Anda menemukan fakta baru. [NU Online]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/beredar-kabar-saudi-menyiapkan-perayaan-maulid-nabi.html

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock