Minggu, 04 November 2012

Di Google, Dutaislam Tidak Menemukan Berita Bib Rizieq Minta Maaf dan Cium Tangan

NU Online - Iseng-iseng mengetik kata kunci "Habib Rizieq cium tangan orang" menggunakan mesin pencari Google (Image), tim redaksi NU Online hanya menemukan foto Ustadz Yusuf Mansur (YM) mencium Habib Rizieq Syihab (HRS).

Di bagian G-News, kata kunci di atas hanya merujuk pada postingan berita tentang YM yang mau cium tangan HRS namun ditolak. Dimuat beberapa media wahabi namun ada yang kemudian merespon dengan artikel "hukum cium tangan". Weleh weleh weleh. Lihat hasilnya di cepretan ini:

Habib Rizieq Cium Tangan Begitu pula ketika mengetik kata kunci "Habib Rizieq minta maaf", sulit menemukan referensi di mesin pencari. Iseng kru redaksi NU Online dipicu penasaran atas sindiran Kapolda Metro Jaya Irjen Moh Iriawan kepada HRS sebagai "seakan-akan manusia paling benar", ketika HRS menyebut Kapolda Metro Jaya Irjen Moh Iriawan sebagai 'jenderal berotak hansip'.

Di Google, Dutaislam Tidak Menemukan Berita Bib Rizieq Minta Maaf dan Cium Tangan - NU Online
Di Google, Dutaislam Tidak Menemukan Berita Bib Rizieq Minta Maaf dan Cium Tangan - NU Online


Di Google, Dutaislam Tidak Menemukan Berita Bib Rizieq Minta Maaf dan Cium Tangan

"Kalau saya sih ketawa saja Saudara Rizieq bilang begitu. Memang Rizieq itu akhlaknya paling baik di Indonesia dan otaknya paling pintar. Saya dibilang bodoh ya ketawa saja," sindir Iriawan, sebagaimana dilansir NU Online dari situs Detikcom, Selasa (17/01/2017).

NU Online

Mungkin benar kata Kapolda Metro Jaya tersebut, HRS adalah sosok paling pintar dan paling baik se-antero Indonesia, makanya sulit menemukan kapan dia minta maaf dan kapan pula ia menunduk teduh mencium orang lain yang sudah seharusnya dihormati.

Uniknya, ketika mencari data HRS meminta maaf, justru berita yang tertulis di mesin Google adalah ia yang menuntut orang lain untuk meminta maaf kepada dirinya. Termasuk menuntut Sukamawati meminta maaf saat melaporkan HRS ke polisi atas kasus penghinaan Pancasila.

Ketika diminta Walikota Bandung meminta maaf kepada masyarakat Sunda atas plesetan Sampurasun jadi Campurracun, HRS malah balik menyalahkan Bupati Purwakarta. Duh duh duh. Maha benar Allah Subhanahu wa Ta'ala atau.., ah tidak jadi!.

NU Online

Satu-satunya berita teratas di Google soal HRS minta maaf adalah ketika ia akan melaporkan Megawati karena dianggap menghina agama, ditulis Detikcom juga, dengan judul "Habib Rizieq: Kalau Salah Kami Minta Maaf ke Mega, Begitu Sebaliknya". Dalam berita yang dimuat 17 Januari 2017 itu, HRS akan meminta maaf, ingat, pakai syarat 'kalau'. Artinya masih pelit.

Habib Rizieq Syihab Minta Maaf Hanya team medianya yang terdokumentasi pernah meminta maaf karena membuat desain gedung Muhammadiyah Bandung diedit dengan tulisan "Bank Islam 212" dengan sebutan "Menara 51" dan "Kantor Koperasi Syariah 411". Ingat, ini bukan HRS sebagai person, tapi tim medianya yang ceroboh.

Dari hasil penelusuran di atas, ada benarnya jika kelompok sebelah menjadikan Habib Rizieq Syihab sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia. Sangat cocok. Karena mungkin hanya HRS yang cocok dicium tangan, bukan mencium tangan. Karena HRS yang cocok dimintai maaf, bukan dia yang minta maaf. Maha benar adalah syarat mutlak imam besar. Setuju? [NU Online]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/di-google-duta-islam-tidak-menemukan-berita-bib-rizieq-minta-maaf-dan-cium-tangan.html

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock