Minggu, 18 September 2016

Pak UD Usulkan Munas Alim Ulama

Surabaya, NU Online. Tokoh senior NU KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) mengusulkan perlunya ada Munas (musyawarah nasional) Alim Ulama untuk membahas islah (perdamaian) atas konflik antara kubu cucu pendiri NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan kubu Ketua Umum PBNU terpilih H Drs A Hasyim Muzadi.

"Untuk mengatasi konflik yang ada, saya kira perlu ada islah, karena itu perlu ada Munas Alim Ulama yang diikuti seluruh ulama dari kedua kubu untuk membahas hal itu," katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu (19/12) kemarin, menanggapi konflik berkepanjangan pasca Muktamar ke-31 NU.

Menurut satu-satunya putra pendiri NU KH Hasyim Asyari yang masih hidup itu, konsep islah yang memungkinkan antara lain dengan menempatkan Gus Dur dan Hasyim Muzadi di struktur NU dalam posisi yang tak memiliki kewenangan, semisal mustasyar (penasehat). "Yang jelas, islah itu tak mungkin dilakukan Gus Dur dan Hasyim, karena itu perlu ada Munas Alim Ulama untuk membahas sejumlah konsep islah yang paling memungkinkan dan nantinya dapat ditawarkan kepada Gus Dur dan Hasyim," katanya.

Pak UD Usulkan Munas Alim Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak UD Usulkan Munas Alim Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)


Pak UD Usulkan Munas Alim Ulama

Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu mengatakan Munas Alim Ulama untuk mengupayakan islah antara Gus Dur dan Hasyim Muzadi itu dapat diprakarsai Rois Aam PBNU terpilih KHA Sahal Mahfudz dengan mengundang ulama NU se-Indonesia dan kiai sepuh (ulama senior) yang selama ini mendukung Gus Dur. Secara terpisah, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar menyatakan pembagian NU atas kelompok jamiyah dan jamaah atau struktural dan kultural merupakan dikotomi yang merugikan NU sendiri, karena yang benar adalah organisasi NU dan anggota NU.

"Kalau perkembangan pasca Muktamar ke-31 NU dikembangkan dengan perpecahan struktural dan kultural juga sangat merugikan NU, karena itu perbedaan pendapat pasca muktamar harus dilihat secara norma, karena muktamar memang tak mungkin memuaskan semua orang, apalagi semua orang harus mempunyai satu pendapat," katanya. Pengasuh Pesantren Miftakhus Sunnah Surabaya itu menambahkan perbedaan pendapat di NU memang harus dipelihara, tapi perbedaan pendapat itu harus dengan menjunjung tinggi aturan main organisasi, karena supremasi ulama juga telah diwakilkan dalam AD/ART NU.

NU Online mencatat sikap sejumlah ulama pendukung Gus Dur, diantaranya KH Abdullah Faqih (Tuban) sepakat dengan mufarraqoh (memisahkan diri) dari PBNU dan tak menginginkan PBNU tandingan, KH Chotib Umar (Jember) memilih keluar dari kepengurusan PWNU Jatim dan PCNU Jember, dan Gus Solahuddin Wahid (adik Gus Dur) dan Pak Ud memilih untuk terlibat dalam proses islah. Sementara itu baru-baru ini pengasuh Yayasan Islam Buntet mendatangi Hasyim ke kantor PBNU menyatakan dukungan dengan menerima hasil muktamar NU ke-31(cih)

NU Online

Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/2498/pak-ud-usulkan-munas-alim-ulama

NU Online

NU Online

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock