Kamis, 12 Januari 2017

Keotentikan Karya Kiai Hasyim Asyari

Tak lama ini ada beberapa tuduhan bahwa kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim yang selama ini diketahui sebagai karya Hadratus Syaikh Hasyim Asyari diklaim bukan karya asli pendiri NU itu. Beberapa dosen, mahasiswa dan kalangan akademisi pun juga ikut meragukan. Spontan penulis merasa ganjal dan tertarik untuk mengulasnya melalui tulisan ini.

Yang dijadikan argumentasi ialah bahwa kitab Kiai Hasyim serupa dengan kitab karya Ibnu Jamaah (w.733) berjudul Tadzkirah al-Smi wa al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-Mutaallim. Kabarnya kitab itu hanya dimiliki tiga orang se-Jawa Timur. Padahal, ketika penulis menelusuri di internet ternyata banyak dan bisa diunduh secara lengkap dalam format pdf sesuai cetakan, penerbit Maktabah Ibni Abbas, Mesir, 2005 dan tersedia pula makhthuthah atau masnuskrip aslinya.

Penulis meyakini, kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim yang telah ditahqiq almarhum Gus Ishom dan diterbitkan Maktabah Tsurats Pesantren Tebuireng sejak tahun 1995 itu benar-benar karya Kiai Hasyim. Banyak alasan kuat yang dapat dijadikan pegangan.

Keotentikan Karya Kiai Hasyim Asyari (Sumber Gambar : Nu Online)
Keotentikan Karya Kiai Hasyim Asyari (Sumber Gambar : Nu Online)


Keotentikan Karya Kiai Hasyim Asyari

Pertama, kitab ini telah ditelaah dan mendapat taqridz atau endorsement dari ulama-ulama Timur Tengah, sebagaimana yang terlampir pada halaman 102-108. Mereka takjub atas kepandaian Kiai Hasyim dalam menyusun kitab tersebut. Bahkan oleh mereka, Kiai Hasyim dijuluki dengan berbagai macam gelar keilmuan seperti al- Alim (pintar) al-allmah (cendekiawan ulung), al-fahhmah (sangat memahami agama), mursyid al-slikn il aqwam tharq (penuntun para murid kepada jalan yang benar).

Ulama tersebut diantaranya Said bin Muhammad al-Yamani, guru di Masjidil Haram dan Imam bermadzhab Syafii, Abdul Hamid Sanbal Hadidi guru di Masjidil Haram dan Imam bermadzhab Hanafi, Hasan bin Said al-Yamani, dan Muhammad Ali bin al-Said al-Yamani. Ulama-ulama ini tentunya tidak main-main berkenan memberikan kata pengantar untuk kitab Kiai Hasyim.

Kedua, tentang keserupaan bab yang ada di kitab Adab al-Alim dengan Tadzkirah al-Smi sebenarnya adalah hal wajar. Jika kita pernah menkaji kitab fiqh Syafiiyah, maka kitab berjudul apapun sistematika bab yang diulas satu alur. Dimulai dengan khutbah al-kitab (opening), lalu bab thaharah, disusul dengan bab shalat, zakat, puasa dan haji. Dilanjut dengan bab jual beli dan interaksi sosial (al-buy wa al-mumalah), kemudian munkahah, jinyat, hudd, jihd dan diakhiri dengan al-itq, budak.

Kiai Hasyim dalam kitabnya Adab al-Alim menulis delapan bab yang terdiri dari (1) bab keutamaan ilmu dan ahli ilmu, (2) bab adab murid kepada dirinya sendiri, (3) bab adab murid kepada gurunya, (4) bab adab murid kepada pelajarannya, (5) bab adab guru kepada dirinya, (6) baba dab guru kepada pelajarannya, (7) baba dab guru bersama murid, dan diakhiri dengan (8) bab adab kita kepada buku.

NU Online

Sedangkan dalam Tadzkirah al-Smi Ibnu Jamaah hanya menulis lima bab, yaitu (1) bab keutamaan ilmu dan ulama, (2) adab guru kepda dirinya, muridnya dan pelajarannya, (3) adab murid kepada dirinya, gurunya dan pelajarannya, (4) adab kepada buku, (5) idealitas sebuah lemabaga pendidikan. Dengan begitu jelas, kedua kitab serupa namun berbeda. Kalau plagiat, tentunya daftar isi keduanya tidak jauh berbeda.

Ketiga, sejauh penelusuran penulis selaian Kitab karya Kiai Hasyim ini, ada empat kitab yang berjudul Adab al-Alim wa al-Mutaallim yaitu, Adab al-Alim wa al-Mutaallim wa al-Mufti wa al-Mustafti karya Imam Nawawi, Adab al-Alim wa al-Mutaallim inda al-Mufakkirin al-Muslimin min Muntashaf al-Qarn al-Tsn al-Hijr karya Yahya Hasan Murod, Adab al-Muallim wa al-Mutaallim karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir Ali Sadi, dan Adab al-Muallim wa al-Mutaallim yang ditulis oleh Majid bin Suud Ali Usyan.

NU Online

Belum lagi, kitab-kitab yang bertemakan adabiyah menuntut ilmu. Setidaknya ada Talm al-Mutaallim il Tharq al-Taallum karya Syaikh Zain al-Arab bin Ismail al-Zarnuji (996 H) yang diberi anotasi (syarah) oleh Syaikh Abdullah bin M Yablaqi (1107 H). Juga Hilyah Thlib al-Ilmi karya Syaikh Bakr Abu Zaid, Uddah al-Tuhllb Syaikh Sufyan al-Hakami dan al-Nashhah al-Wfiyah li Thullb al-Ulum al-Syarah ditulis oleh Muhammad Abdul Hakim Aal-Qadhi

Sedangkan di Indonesia kita kenal ada kitab Tanbh al-Mutaallim karangan almarhum Kiai Ahmad Maisur Sindi, bahkan menurut pengasuh Pondok Ringinagung Pare ini, kitab ini disusun berdasarkan nasehat Kiai Hasyim kala ia nyantri di Pesantren Tebuireng. Juga Mirt Afkr al-Rijl karya Kiai Ahmad Zaini Solo, serta Jawhir al-Adab karangan Kiai Ahmad Nawawi bin Abdul Hamid Bulumanis, Pati.

Keempat, melihat kealiman Gus Ishom tidak mungkin beliau sembrono mencantumkan karya itu sebagai buah pena Kiai Hasyim. Gus Ishom telah men-tahqiq belasan kitab sang kakek sejak 1994 hingga wafat tahun 2003. Beliau tidak menambahi atau mengurangi tanpa ada konfirmasi sebelumnya. Seperti kitab al-Nr al-Mubn. Kitab asli Kiai Hasyim ini semula berjumlah 61 halaman ketika diterbitkan ulang menjadi 85 halaman dengan menyebutkan keterangan bahwa lafadz yang berada di dalam kurung merupakan tambahan dari Gus Ishom sendiri.

Di perpustakaan pribadi Kiai Hasyim tidak dijumpai naskah asli kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim. Penulis menduga berada di kediaman Gus Ishom sebagaimana naskah-naskah lainnya.

Dari tulisan sederhana ini, setidaknya bisa menjadi pegangan kukuh bahwa kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim benar-benar karya Pendiri NU. Kalaupun ada yang masih meragukan, dipersilahkan menyampaikan titik-titik keraguannya itu secara ilmiah. Wallahu Alam.

* Fathurrahman Karyadi

Mahasiswa Mahad Aly Pesantren Tebuireng dan peminat filologi

Dari (Opini) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/47787/keotentikan-karya-kiai-hasyim-asy039ari

NU Online

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock