Minggu, 05 Agustus 2012

Koalisi Kebangsaan Bubar, Oposisi Melemah

Jakarta, NU Online. Bubarnya Koalisi Kebangsaan akan menyebabkan semakin lemahnya kekuatan partai oposisi di DPR. Kini tinggal PDI Perjuangan, satu-satunya partai besar yang bertahan sebagai kekuatan oposisi.

"Tapi saya ragu PDIP dapat menjadi kekuatan oposisi yang efektif," kata Wakil Direktur Eksekutif Pusat Reformasi Pemilu (Cetro) Hadar Nafis Gumay di Jakarta, Sabtu malam (25/12) ketika dihubungi melalui telepon. Menurut Hadar, PDIP tidak mempunyai cukup pengalaman sebagai partai oposisi. "PDIP hanya punya pengalaman sebagai partai pemerintah."

Kemarin (24/12), di muka wartawan, Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla mengatakan, dengan selesainya pemilihan presiden, keberadaan Koalisi Kebangsaan secara otomatis kehilangan relevansinya. Pasalnya, dukungan Golkar terhadap Koalisi Kebangsaan dimaksudkan untuk memenangkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi menjadi presiden. "Itu sudah selesai. Jadi sekarang sudah tidak ada urgensinya lagi," kata Kalla.

Koalisi Kebangsaan Bubar, Oposisi Melemah (Sumber Gambar : Nu Online)
Koalisi Kebangsaan Bubar, Oposisi Melemah (Sumber Gambar : Nu Online)


Koalisi Kebangsaan Bubar, Oposisi Melemah

Dengan penegasan Kalla itu, Koalisi Kebangsaan sudah bubar. Koalisi tersebut dibentuk pada 19 Agustus 2004 oleh Partai Golkar, PPP, PDIP, dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Ketua umum Partai Golkar saat itu, Akbar Tandjung, didaulat menjadi ketua Koalisi Kebangsaan. Pada gilirannya, anggota koalisi itu bertambah dengan masuknya PBR (Partai Bintang Reformasi) dan PNI Marhaenisme.

Dalam perjalanannya, karena gagal mengantarkan Mega-Hasyim menjadi presiden dan Wapres periode 2004-2009, keanggotaan koalisi tersebut mulai pecah. Misalnya, PPP. Partai yang dikomandani Hamzah Haz itu kemudian bergabung ke Koalisi Kerakyatan. Yakni, koalisi yang dibentuk untuk menandingi Koalisi Kebangsaan sekaligus mendukung duet SBY-Kalla.

Pembubaran Koalisi Kebangsaan tersebut sudah dibicarakan dalam rapat pengurus DPP Partai Golkar pada Kamis malam di kantor DPP Partai Golkar Jakarta. Salah satu inti rapat yang digelar sejak pukul 19.30 hingga 22.30 itu adalah membicarakan sikap politik Partai Golkar di parlemen. Yaitu, terkait evaluasi pimpinan komisi serta Fraksi Partai Golkar di DPR RI dan kelangsungan Koalisi Kebangsaan. Sedangkan dua hal lain adalah menyangkut urusan internal organiasi dan program kerjanya ke depan.

Karena kondisi itu menurut Hadar, di Golkar kini akan sulit menemukan politikus yang berani kritis terhadap pemerintah. "Paling yang tinggal hanya suara-suara para koboi-koboi saja melalui media massa. DPR kemungkinan hanya akan kembali menjadi "tukang stempel" saja," ujarnya.

NU Online

Hadar juga ragu partai-partai besar selain PDIP dan Golkar seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan, akan mampu menjadi partai oposisi atau pengeimbang pemerintah. Selain telah terakomodasi dalam kabinet, suara mereka kemungkinan besar juga akan terganjal dalam setiap persidangan. (cih)

Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/2530/koalisi-kebangsaan-bubar-oposisi-melemah

NU Online

NU Online

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock