Jakarta, NU Online. Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Cholil Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur KH Ali Cholil mengatakan, sedekah itu terbagi dua ada yang konsumstif dan ada yang produktif. Kedua-duanya baik dan sangat dianjurkan. Namun, yang kedua lebih baik.
Kiai Ali menerangkan bahwa sedekah produktif adalah memberikan sesuatu yang tak habis pakai, tapi manfaatnya berkelanjutan. Hal itulah yang dikembangkan oleh Konsain atau Kontak Santri Agribisnis Indonesia.
Sedekah Produktif ala Konsain (Sumber Gambar : Nu Online) |
Sedekah Produktif ala Konsain
Di Konsain, lanjut dia, ada program perkebunan sawit yang ditanam secara gotong-royong oleh anggotanya yang berupa lembaga pendidikan seperti madrasah, pesantren, dan masjid, organisasi pemuda dan banom NU.Saat ini Konsain sudah memiliki 235 anggota yang terdiri dari pesantren, madrasah diniyah, lembaga pendidikan swasta, masjid, NU dan badan otonomnya, majelis talim, majelis yasinan dan shalawatan, ikatan alumni santri. Lembaga-lembaga tersebut tidak hanya di Kalimantan, tapi di berbagai daerah, katacicit Syaichona Cholil Bangkalan ini ketika dihubungi NU Online dari Jakarta Selasa malam (30/8).
NU Online
Para anggota tersebut menanam saham minimal satu pohon sawit seharga Rp 5.500.000 atau sama dengan 10 % dari 1 hektar kebun sawit Konsain atau 10 saham = 100 %. Harga tersebut termasuk pemeliharaan pohon yang keuntungannya akan didapat enam tahun kemudian. Keuntungan tersebut diperuntukkan lembaga tersebut agar bisa mandiri.NU Online
Kiai Ali menjelaskan, di Konsain, cara anggota mendapatkan uang untuk menanam saham tersebut adalah dengan sedekah produktif. Misalkan, saham yang diatasnamakan sebuah majelis talim, anggota majelis tersebut bersama-sama mengeluarkan sedekah. (Abdullah Alawi)Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/70862/sedekah-produktif-ala-konsain
EmoticonEmoticon