Senin, 30 November 2015

Menjadi Modern dengan Islam

Jakarta, NU Online. Islam juga memiliki nilai-nilai modernitas, walaupun tidak seperti di Barat. Menjadi modern berarti hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki. Jadi yang diperlukan adalah konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai Islam. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Prof. Tariq Ramadhan dalam acara Dialog Islam Barat, Pengalaman Seorang Muslim Eropa di Perpustakaan Nasional (13/07)

Tariq Ramadhan yang merupakan cucu pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan al Banna menjelaskan bahwa Modernitas berbeda dengan modernisme karena modernisme mengarah pada sikap ekstrim. Secara umum nilai modernitas Barat meliputi Individualisme, Rasionalisme, Kebebasan, Kemajuan, dan Demokrasi.

Islam juga memiliki nilai-nilai tersebut akan tetapi terdapat perbedaan didalamnya. Dalam Islam tanggung jawab lebih dahulu daripada hak, individu memiliki sikap kolektif dalam bentuk umat yang berarti menghormati orang lain. Tariq berkata Hak pertama terdapat pada Allah dan justru karena itu, kita menghargai orang lain. Prinsip individualitas juga diakui bahwa kita pada akhirnya kita menghadap Allah sendiri-sendiri.

Islam juga mengenal prinsip rasionalitas, akan tetapi rasionalitas dalam Islam dibatasi oleh wahyu Ayat Iqra menunjukkan bahwa kita harus belajar dan hal ini bersifat rasional akan tetapi rasionalitas dalam Islam dibatasi oleh wahyu, sedangkan di Barat akal memiliki kebebasan mutlak untuk menentukan segalanya ungkap Tariq.

Menjadi Modern dengan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjadi Modern dengan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)


Menjadi Modern dengan Islam

Islam juga memiliki nilai-nilai kebebasan, akan tetapi kebebasan menurut ajaran Islam adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Kebebasan dalam Islam berarti menghormati orang lain dan tidak merusak kolektifisme Bahwa kebebasan tersebut tidak mengganggu hak orang lain, ungkapnya.

Prinsip kemajuan juga dihargai dalam Islam. Ijtihad merupakan salah satu perwujudan dari prinsip keterbukaan terhadap hal-hal yang bersifat baru, akan tetapi proses ijtihad tersebut juga didasari rambu-rambu dan nilai-nilai yang terkandung dalam Quran dan Hadist. Kemajuan tercermin dalam bentuk ijtihad, namun demikian tetap dalam bingkai aturan tertentu dalam al Quran dan sunah sedangkan bagi Barat terbuka semuanya.

NU Online

Prinsip demokrasi berupa kebebasan untuk menentukan pilihan juga dijunjung tinggi dalam Islam, dengan menghargai orang lain, mematuhi hukum dll. Akan tetapi unsur ini tidak secara langsung dinyatakan dalam Al Quran sehingga harus disesuaikan dengan budaya lokal masing-masing daerah, bahkan ada bentuk demokrasi yang menamakannya syurokrasi, tambahnya

Tariq Ramadhan juga menjelaskan bahwa sekularisme tidak mesti bertentangan dengan Islam, terbukti dengan adanya pembagian urusan ibadah dan muamalah, dimana urusan ibadah adalah hubungan langsung dengan Allah sedangkan muamalah adalah hubungan antar manusia.

Harus diakui bahwa saat ini Barat memiliki kebudayaan yang lebih maju daripada dunia Timur dan hal ini menimbulkan sikap-sikap yang harus dihindari yang meliputi Pertama, merasa didominasi yang akan menimbulkan sikap lain, yaitu bahwa pihak-pihak yang bukan Islam ditolak, yaitu bersifat ekslusif terhadap pihak lain dan kedua adalah kekaguman total terhadap nilai-nilai Barat sehingga menelan mentah-mentah apa yang datang dari sana.

Hal lain yang juga harus dihindari adalah merasa menjadi korban yang tidak bisa berbuat apa-apa yang menimbulkan sikap pasrah terhadap nasib yang diterima dengan bersikap pasif. Untuk itu harus ditanamkan sikap inklusif dengan mengambil yang baik-baik dan menerima perbedaan yang ada dengan melakukan dialog Tidak semua yang datang dari Barat, Arab, maupun Indonesia merupakan hal yang baik, jadi harus dipilih, ungkapnya.

NU Online

Sikap lain yang juga harus dihindari adalah bersikap paranoid bahwa kebobrokan yang kita alami adalah diakibatkan oleh orang lain, bahwa pihak lain selalu mengancam keberadaan kita dan hal ini tidak membuat kita melakukan introspeksi.

Jadi yang penting adalah kembali ke prinsip universal Islam dimana Allah menciptakan makhluk bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan memahami. Ungkapnya.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan sebuah nilai yang universal sedangkan model disesuaikan dengan kultur dan sejarah masing-masing. karena sesuatu yang dating dari Barat atau Arab cocok untuk diterapkan di daerah lain, ungkapnya.(mkf)

Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/381/menjadi-modern-dengan-islam

NU Online

Kami bukan situs resmi NU, tapi kami sejalan dengan Nahdlatul Ulama yang menciptakan masyarakat dunia maya yang ngadem-ngademi dan tidak profokatif..


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs NU Online sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik NU Online. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan NU Online dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock